Meski bangunan dan sarpas kampus UNW dikatakan tidak seperti kampus negeri, namun dari segi semangat dan kualitas, kita berusaha sama dan bersaing" katanya.
Fakultas Peternakan khususnya, saat ini menurutnya konsen mengembangkan bisnis inkubator berupa pengembangbiakan ternak kambing dan sapi kembar, untuk kambing kembar beranak tiga dan sapi kembar beranak 2.
Selain itu lanjutnya, pengembangan pakan ternak menjadi sebuah produk berupa pakan dengan menggandeng pihak swasta dalam hal ini PRISMA.
Pakan itu berfungsi untuk mengakselerasi perkembangan peternakan dari konvensional menjadi lebih maju," ungkapnya.
Disamping itu, kita mengajarkan mahasiswa untuk menjadi enterpreneur yang dimulai dari belajar marketing produk yang ditawarkan ke pasar dan langsung ke peternak.
Dukungan bahan baku yang melimpah seperti daun gamal dan lamtoro serta hijauan-hijauan tanaman pakan lainnya mendukung pengolahan pakan ternak.
Program ini ditargetkan untuk dikembangkan di provinsi NTB dan sudah dikembangkan di Pulau Lombok" katanya.
Sekretaris LPPM UNW Mataram, Aisah Jamili, SP. M.Si sekaligus tim peneliti pengembangan sapi kembar mengatakan UNW menunjukkan eksitensinya dengan bekerjasama dengan PRISMA dan diharapkan nantinya semua Fakultas di UNW akan memiliki bisnis inkubator sesuai dengan tujuan fakultas masing-masing.
Ini juga sebagai bentuk implementasi program MBKM yang dicanangkan MenDikBudRistek Nadiem Makarim.
Harapan adik-adik mahasiswa dapat mengabdikan diri di desa dan menjadi enterpreneurship sebelum wisuda sudah berbisnis dan dapat berkuliah sambil bekerja serta menghasilkan kemandirian finansial.
Intinya bisa membantu pemerintah dalam menghadapi suatu permasalahan.
Program ini nantinya dapat dievaluasi oleh Dekan Fakultas Peternakan bersama tim dan bisa di contoh kampus-kampus lain.
CEO of PRISMA, Nina FitzSimons memandang pentingnya kerjasama kampus dengan pihak swasta.
Perempuan berkewarganegaraan Autralia yang sudah menetap sejak tahun 1999 di Indonesia ini telah berkecimpung dan bekerja di berbagai perusahaan. Sepuluh tahun yang lalu bekerja di Prisma, menceritakan pengalamannya melihat sebuah produk teh yang memulai usahanya dengan cara menggratiskan dan memasyarakatkannya kepada halayak ramai hingga kini menjadi perusahaan besar dan kesuksesannya banyak ditiru oleh perusahaan teh lain.
Inovasi dan kerjasama dengan pihak swasta dikatan menjadi kunci kesuksesan, dan kalian mahasiswa kelak menjadi benteng kesuksesan"Katanya.
Potret pasar di tahun 2015 disebutkan ada 2 persen petani yang memakai pakan konsentrat, sisanya memakai pakan konvensional.
Sementara itu, diceritakan kisah inspiratif Ferdinandus Rondong, Pimpinan PRISMA sektor peternakan sapi potong dan perah yang ditugaskan melakukan riset dan perbandingan dengan kondisi petani ternak di negara sebelah.
1-2 tahun mencari perusahaan yang berani mengembangkan pakan, namun diambil oleh Holcim perusahaan semen, itulah bagaimana awalnya Holcim membantu pekerja yang memiliki ternak sapi. Hingga terjadi MoU dengan PRISMA.
Disamping itu dikatakan dengan eksperimen demplot dan berhasil menggemukkan sapi melalui program inkubator yang saat jni dikembangkan. (Red)
Pewarta: Ria
0 Komentar